Pages

Kamis, 22 Mei 2008

sekedar jenuhkah???

dimulai dari dua minggu lalu, berawal dari dua minggu lalu, sejak dua minggu lalu...
ketika gw mulai kelelahan dengan semua rutinitas yang tiba-tiba saja terasa tak berguna
rutinitas itu...dari pagi sampe sore di kampus--kuliah dengan jadwal yang morat marit, belum lagi nunggu-nunggu rapat di himpunan yang keseringan molor berjam-jam--gw benar-benar capek!!!
senin sampe jumat--begitu-begitu terus,,,
sabtu yang semestinya gw pake buat istirahat paling sering diisi dengan kegiatan pula(kalo bukan kegiatan himpunan, ya kegiatan SIAGA)...
minggu??? apa lagi kalo bukan piket di PSC...yang lebih sering BT karena teman sejadwal yang gak datang...
gw pengen istirahat--gw butuh sehari untuk tinggal di rumah sambil tidur-tiduran tanpa beban
Rasanya terlalu banyak waktu yang terbuang selama ini (terutama untuk kegiatan "menunggu" yang menyebalkan bangettt)
sbenarnya, masa 'menunggu' itu bisa saja gw gunakan untuk hal-hal yang berguna, tapi kondisi kampus tentu saja tak mendukung itu semua..
Hhhh...entahlah,,,
apakah ini cuma karena gw sudah jenuh dengan semuanya???
jika begitu adanya, mudah-mudahan sifatnya sementara saja...

2 komentar:

zakiah muis mengatakan...

rasa jenuh memang biasa terjadi n bisa koq ditangani dengan cara menikmati setiap detail dari kegiatan yang kita lakukan
contohnya, menunggu itu khan ngebosenin banget, nah isi aja dengan hal-hal yang bermanfaat misalnya baca materi kuliah yang ada atau klo bosan dengan kuliah bisa juga baca buku yang kira-kira bisa buat inspirasi
Terus klo ternyata gak punya hobi baca, coba ganti dengan hal-hal yang disenangi di sela-sela kegiatan yang dilakukan
Gimana??????
Selamat mencoba!!!!!!!!!

Anonim mengatakan...

untuk memulai sesuatu kayaknya gitu sulit dan memberatkan, saya, hanya ingin memberi beberapa komentar tentang kata jenuh, eeh begitu sulitnya untuk memulai, jari-jari hanya menempel saja pada sebuah papan yang namanya keyboard (itupun kalau tulisannya benar), entahlah apa yang ingin saya katakan, ternyata saya juga mulai jenuh untuk memikirkan sebuah komentar tentang jenuh. aku tersenyum sendiri, berguman dalam hati, ah, begitu sulit kata-kata ini diramu dalam bentuk tulisan, seandainya si jenuh itu minta aku mengomentarinya secara lisan maka mulut ini akan komat-kamit memberi komentar, habis ngak ada beban sich hanya untuk berkata-kata, apa lagi ku ajak dia makan siang di kantin, lebih lancar deh aku mengomentari kata jenuh, ithu.