Pages

Selasa, 02 November 2010

:rasa.mati:

taken from here

mungkin karena sakitnya pernah tak terperikan,
mungkin karena aku mulai lelah untuk sekedar bosan,
akhirnya aku sampai di titik ini: "kebal"

Selasa, 26 Oktober 2010

..putih..


saat ini saya lagi cinta-cinta nya pada putih
saat ini saya sungguh menginginkan putih
saat ini saya sungguh merindukan putih
tapi sayang, sungguh tak mudah untuk menemukan putih


*ahh..ikhlas itu, dan dimanakah kan kutemukan???

Selasa, 15 Juni 2010

katanya!

Lt.4 PSIK FK UH, setelah Yudisium:
"kakak-kakak kalian yang gagal di profesi, bukan karena mereka kurang pandai..cuma mereka kurang bisa menghadapi diri mereka sendiri"

"selamat kepada kalian semua, tapi tentu selamat juga kepada para orang tua yang telah berhasil mendidik kalian hingga sampai di titik ini"

(A.S., S.Kp., M.Kes)

Minggu, 06 Juni 2010

new face

tak ada alasan crusial kenapa tiba-tiba saya mengganti nya
hanya ingin
tak lebih

Minggu, 11 April 2010

seharian kemarin, modem saya tidak bisa connect
hasilnya banyak yg harus ditunda termasuk ngedit perbaikan skripsi..
http://www.emocutez.com

ternyata si modem serius ngambek dan akhirnya balas dendam gara-gara kasus pengkambinghitaman itu (baca disini)

sepertinya ada konspirasi dengan si skripsi juga http://www.emocutez.com




Piz dulueh kodoong, janji gak akan lagi...
(mari kita berbaikan, bergandengan tangan, seiring sejalan)
http://www.emocutez.com

Sabtu, 10 April 2010

BERCERMIN SAAT GELAP

Subuh tadi, saya dibangunkan oleh bunyi henpon –si butut penyakitan tapi sangat saya sayangi itu—,telepon dari ayah ternyata (saya tak tahu tepatnya jam berapa, soalnya ketika terjaga suasana gelap gulita karena mati lampu). Awalnya agak kaget, tumben saya ditelepon jam segini, sempat khawatir dan mikir yang tidak-tidak, tapi kemudian ketahuanlah kalo ternyata sebelumnya justru nomor saya yang melakukan panggilan (dasar si butut, berulah lagi!!Eh, okeh..salah saya juga krn gak kunci tombol sebelum tidur).

Akhirnya pembicaraan lumayan panjang karena berlanjut ke mama dengan suara serak-serak becek saya yang baru bangun (dan membuat mama khawatir karena mengira saya abis nangis, hadoooh..ini baru bangun ma, b.a.r.u.b.a.n.g.u.n!!!). Telepon berakhir ketika adzan subuh terdengar, ditutup dengan kalimat mama :”sudahmi. Bangunmiki’ nak..sholat subuh”.

Saya terkaget...dan juga terpesona! Sambil jalan ke kamar mandi untuk ngambil air wudhu, saya berpikir banyak. OMG...ini kali pertama sejak –entah sudah berapa lama, hari?minggu?atau jangan-jangan bulan???—saya bangun dan mendengarkan adzan subuh dikumandangkan dan sholat. Akhir-akhir ini saya lebih sering sholat jam 6!!!

Dan kemudian, semakin saya berpikir, dosa-dosa saya justru semakin bertambah.

Akhir-akhir ini saya lebih banyak sholat akhir waktu...jarang banget ngaji...gak pernah lagi sholat lail padahal tiap malam begadang...lebih sering denger ‘Paramore’ ketimbang puter murrotal...sering bolos tastqif di kampus..oooh...betapa nistanya hamba-Mu ini!

Ketika mata saya tertuju pada kertas-kertas yang bertebaran di tempat tidur, tiba-tiba saya terbetik satu hal. Ahhaaa...ini dia biang keroknya. Skripsi memang betul-betul menyita perhatian saya akhir-akhir ini (untung saja saya masih waras sehingga tidak menghukum kertas-kertas itu dengan menyobek dan membuangnya. Kalo sampe itu terjadi, pasti setelahnya saya bakal menangis darah). Skripsi telah membuat saya begadang tiap malam sampe-sampe gak bisa bangun subuh. Skripsi telah berhasil menggoda saya sampe-sampe mengesampingkan hal-hal lain. Skripsi telah membuat tingkat stress saya meningkat sampe-sampe berat badan saya turun (eeehhh????). Pokoknya skripsilah yang paling bertanggungjawab dalam kasus ini.

Setelah puas menuduh si skripsi, mata saya beralih lagi ke modem. Naaaah...yang ini ikut andil juga. Si modem kan pengikutnya si skripsi –dulu, satu-satunya alasan yang membuat pengajuan proposal pembelian modem di acc oleh ayah adalah karena mau dipake menyelesaikan skripsi--. Dan disinilah bencananya. Setiap kali online, walaupun tujuan utama memang buat cari bahan, tapi tentu saja sangat sulit untuk mengabaikan facebook, plurk, dkk..yaaa,,,dengan dalih sambil menyelam minum air gitulaaah (cih, kentara banget cari rasionalisasi yak?). Online selalu bikin kita lupa waktu kaaan?(hayooo ngaku. Cepat bilang ‘iyya’)

Untung saja sebelum saya lanjut menuduh hal-hal lain, tiba-tiba saya insyaf. Saya mulai iba sama si skripsi dan pengikutnya itu. Perasaan gak tega akhirnya muncul. Kasian kalo saya terus mengkambinghitamkan mereka. Nanti kalo mereka ngambek, gimana? Kan saya yang bakal repot setengah hidup. Akhirnya dengan penuh kebesaran hati, saya mengakui kalo semua kelalaian saya akhir-akhir ini murni sumbernya berasal dari diri saya sendiri. Tak ada hal terbaik yang harus saya lakukan kecuali bertobat dan kembali. Huwaaaa...rasanya pengen nangis dan pulang kampung –kalo di kampung kan ada mama yang selalu mengingatkan sholat, dll. Lha kalo di sini, perlu kesadaran diri sendiri --

Terakhir, saya menoleh ke si henpon butut. Tersenyum dan mengelus-elusnya. Tuhan memang selalu punya cara untuk membuat hamba-Nya mengerti, walapun terkadang dengan cara yang misterius. Kali ini, aku mengerti lewat kamu butut, makasih banyak ya!!! (eh, tiba-tiba si butut mengedip nakal ke arahku) okeeeeehhh..ini cuma halusinasiku saja kok.

Kamis, 04 Maret 2010

pernah merasakan sesuatu yang -rasanya- sangat sulit di defenisikan?

kira-kira begitulah adanya sekarang,

sesuatu yang..ummm...sulit didefenisikan -- sekali lagi